“Anak jaman sekarang mah males gerak, jadi susah lahiran normal”“Paling juga ibunya malas mengejan, takut sakit, jadi milih caesar aja yang lebih praktis”
Pernah gak sih kalian dapat nyinyiran seperti itu wahai bu ibuk yang pernah melahirkan Caesar? Jujur, saya sih pernah. Yaps, 3,5 tahun lalu saya melahirkan anak pertama dengan metode persalinan Caesar. Sedih banget sih, sudahlah luka jahitan belum sembuh, ditambah pula dengan luka hati akibat komentar negatif dari netijen yang budiman.
Sungguh, sebenarnya metode persalinan caesar bukanlah pilihan saya kala itu. Namun memang semesta berkehandak lain. Saat itu ketuban saya sudah pecah duluan sementara pembukaan tak kunjung maju. Ya, stuck di pembukaan 2 selama dua hari. Jadi, demi menyelamatkan bayi saya agar tak menelan air ketuban maka harus segera dilakukan tindakan. Satu-satunya jalan adalah dengan melakukan operasi caesar.
Saya gak siap mental kala itu. Saya nangis sejadi-jadinya karena merasa sudah mempersiapkan matang-matang untuk menjalani persalinan normal. Ya, tapi sekali lagi, bila semesta sudah berkehendak, kita tak bisa mengelak. Hanya penerimaan secara ikhlas yang bisa kita lakukan. Karena pada dasarnya, caesar maupun normal itu sama saja, yang terpenting bayi dan juga ibunya sehat dan selamat.
Baca Juga : Pengalaman Melahirkan Anak Pertama
Melahirkan Secara Caesar dianggap Gagal Menjadi Ibu Seutuhnya
Justru yang membuat saya cemas saat menjalani persalinan caesar adalah omongan negatif dari orang lain. Pernah gak sih kalian mendengar bahwa ibu yang melahirkan secara caesar itu berarti gagal menjadi ibu yang seutuhnya? Duh, sedihnya. Ya masa sih dianggap gagal jadi ibu hanya karena gak ngerasain sakitnya persalinan normal. huhu..
Hei, Esmeralda..
Ya memang sih, saya gak ngerasain sakitnya persalinan normal. Tapi saya merasakan gimana sakitnya luka jahitan pasca persalinan caesar yang mana proses penyembuhannya itu jauh lebih lama dibanding persalinan normal. Bahkan sampai saat ini, luka itu masih sering muncul kembali bila saya habis melakukan aktivitas berat yang mengandalkan otot perut.
Rasanya kala itu saya benar-benar gak siap mental. Saya menakutkan hal-hal yang belum tentu akan terjadi. Ya, takut dibilang gagal menjadi Ibu. Namun, beruntungnya suami meyakinkan saya. Meyakinkan bahwa memang inilah jalan yang terbaik bagi kami.
Akhirnya dengan penuh kerelaan, saya pun bersedia untuk dilakukan tindakan caesar. Sekitar jam 7 pagi saya dirujuk ke rumah sakit terdekat untuk menjalani operasi caesar. Sembari menahan perut yang sakit, mulas karena sedang kontraksi pembukaan dua, saya menunggu dilakukan tindakan operasi pada jam tiga sore.
Singkat cerita, Jumat, 8 Desember 2017 pukul 15.00 WIB, lahirlah bayi laki-laki yang kami beri nama “Arfan Muttaqi Dinastian”. Kini usianya sudah menginjak 3,5 tahun. Ia tumbuh menjadi anak yang sehat, aktif dan ceria meski dilahirkan secara Caesar.
Mitos dan Fakta Persalinan Caesar
Begitulah sepenggal kisah proses persalinan saya kala itu. Sebenarnya, selain dianggap “gagal menjadi ibu seutuhnya” masih banyak hal lain yang membuat saya cemas saat menghadapi persalinan caesar, diantaranya yaitu seputar mitos-mitos persalinan caesar yang saya dengar dari keluarga, tetangga ataupun kerabat dekat, yang tentu saja mitos-mitos tersebut sangat menjatuhkan mental saya.
#1. Bayi yang Dilahirkan Secara Caesar Lebih Rentan Sakit
Pedih gak sih, bayi baru lahir udah di judge “Nanti bayi mu bakal sakit-sakitan kalau lahiran caesar”. Huhu..
Ya memang sih, bayi yang dilahirkan secara caesar tidak mendapatkan bakteri baik yang terdapat di jalan lahir ibu. Tapi faktanya, penentu kesehatan bayi bukan hanya dari itu saja, ada banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti proses menyusui, imunisasi ataupun pola hidup sehat yang dijalani bayi sehari-hari.
Dan bersyukurnya, Alhamdulillah anak saya termasuk anak yang punya daya tahan tubuh kuat, dia jarang sekali sakit meski dilahirkan secara caesar.
#2. Sekali Melahirkan Caesar, Selamanya Akan Caesar
“Kalau udah lahiran caesar mah, kedua, ketiga dan seterusnya bakalan Caesar juga”
Pernah dengarkah pernyataan demikian? Yap, pasca melahirkan secara caesar banyak kalimat-kalimat tersebut hinggap di telinga saya. Padahal faktanya, bila sang ibu tidak memiliki masalah kesehatan, bisa kok melahirkan normal setelah operasi caesar (VBAC).
VBAC (vaginal birth after a caesarean) sangat bisa dilakukan, namun tetap dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, seperti riwayat kesehatan ibu, jarak kehamilan, kondisi janin dan lain-lain.
#3. Ibu Tidak Punya Bonding Dengan Bayi
“Lahiran Caesar mah gak bisa IMD, ibunya gak punya bonding kuat deh sama si bayi”
Hei, jangan salah. Meski Caesar, ibu tetap bisa IMD dan skin to skin dengan bayinya kok. Kita bisa mendiskusikan dulu dengan bidan atau dokter agar tetap bisa melakukan skin to skin.
#4. Persalinan Caesar Menghambat Produksi ASI
Banyak yang bilang bahwa persalinan caesar itu menghambat produksi ASI akibat dari metode pembiusan yang dilakukan selama operasi. Tapi gak perlu khawatir kok moms, terlebih bila persalinan caesar dilakukan dengan menggunakan bius sebagian atau epidural, moms bisa kok langsung menyusui setelah operasi.
Namun, apabila produksi ASI terhambat, moms bisa mengkonsumsi makanan yang dapat melancarkan produksi ASI. Insyaallah, ASI auto lancar. Jadi gak perlu risau dan khawatir ya moms.
Alasan Melahirkan Secara Caesar
Banyak alasan mengapa seorang ibu memilih untuk melakukan persalinan secara caesar. Jadi menurut saya, gak perlu saling ejek dan nyinyir. Caesar maupun normal, keduanya sama-sama sakit. Keduanya sama-sama berjuang, hanya metodenya saja yang berbeda. Pada intinya, semua dilakukan untuk kebaikan bersama, baik ibu maupun bayinya agar sehat dan selamat.
So, ada beberapa alasan mengapa ibu memilih melahirkan secara Caesar
- Ketuban pecah dini, namun pembukaan tidak bertambah. ini persis sekali dengan yang saya alami, dari pada menelan resiko terjadi sesuatu pada bayi yang ingin dilahirkan, lebih baik langsung dilakukan tindakan saja. sekali lagi, semua demi kebaikan bersama.
- Posisi bayi tidak normal, seperti sungsang atau melintang sehingga dapat membahayakan kondisi janin.
- Kondisi kesehatan ibu tidak memungkinkan, seperti tekanan darah tinggi, mata minus, diabetes, dan lain-lain.
- Kondisi bayi terlilit tali pusar
- Mengalami plasenta previa, yaitu plasenta yang menutupi leher rahim
- Dan masih banyak lagi
Yap, banyak hal yang menyebabkan ibu memutuskan untuk memilih persalinan caesar. Alangkah baiknya bila hal ini tidak menjadi permasalahan. Bukankah yang terpenting adalah kondisi ibu dan bayinya yang sehat?
Cara Menghadapi Mitos Persalinan Caesar
Agar lebih waras serta lebih kuat mental dalam menghadapi persalinan caesar, saya melakukan beberapa hal berikut ini dalam menyikapi mitios-mitos seputar persalinan caesar.
Stay Positive Thinking
Saat ada yang mengatakan begini dan begitu terkait persalinan caesar, saya mencoba untuk tetap berpikiran positif. Anggap saja perkataan itu sebagai bentuk perhatian dan rasa sayang mereka pada kita. Kalaupun ada mitos-mitos yang salah, kita bisa meluruskannya. Namun tentunya dengan disertai artikel terpercaya agar lebih memperkuat fakta dari mitos tersebut. Nah, tapi kalau kamu malas meluruskan, tanggapi saja dengan senyuman manis mu. Tak perlu disangkal, tak perlu disanggah agar tidak memancing emosi kita juga.
Fokus pada bayi di dalam kandungan
Daripada pusing mikirin omongan orang, mending fokus aja pada bayi dalam kandungan. Lagi pula, kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada bayi kita, memangnya mereka mau tanggung jawab? Engga kan?
Konsultasi dengan ahlinya
Biar gak makin pusing karena kebanyakan dengar mitos-mitos, mending konsultasikan saja ke ahlinya agar hati lebih tenang, tentram dan damai. Persiapan persalinan pun jadi lebih lancar ya kan kalau hati udah tenang?
Mencari Informasi dari sumber terpercaya
Agar makin mantap jiwa raga dan siap mental dalam menghadapi persalinan caesar, kita juga harus rajin-rajin baca referensi dari buku atau internet. Tapi ingat ya, cari informasinya dari sumber yang terpercaya. Kalau saya sih biasanya cari informasi dari situs ibupedia.com.
Ibupedia merupakan sebuah situs yang menyajikan informasi terpercaya seputar kehamilan, persalinan, anak, ASI dan MPASI hingga parenting. Dengan membaca artikel-artikel yang disajikan oleh ibupedia.com, kita bisa banyak belajar sehingga tak mudah termakan mitos-mitos palsu.
Cari Informasi Terpercaya? Ibupedia Aja!
Berkaca dari pengalaman melahirkan caesar yang selalu dihantui dengan berbagai mitos yang membuat hati cemas, kini saya yang tengah merencanakan kehamilan kedua mulai belajar lagi dan mencari berbagai informasi seputar persalinan. Saya ingin membuktikan bahwa mitos tersebut tidak sepenuhnya benar. Dan saya juga yakin, bahwa saya bisa kok melahirkan normal pasca caesar.
Dan betapa beruntungnya sekarang akses informasi sangat mudah didapatkan. Apalagi sejak saya mengenal ibupedia.com, banyak sekali ilmu yang saya dapatkan dari situs tersebut. Mulai dari kehamilan, persalinan, tentang anak, ASI dan MPASI, family hingga parenting. Bahkan kita juga bisa mencari informasi nama bayi loh di ibupedia. Lengkap banget!
Jadi, buat moms yang mengalami hal serupa, gak perlu cemas lagi ya. Yuk, kita cari informasi yang terpercaya dari ibupedia aja! Semoga persalinan moms semua berjalan dengan lancar.
Salam,
Ngeri banget emang omongan orang lain ya kak ..
ReplyDeleteSebentar lagi saya juga akan lahiran anak ke tiga
semoga lancar proses lahirannya ya mba..
DeleteOmongan netizen memang luar biasa.😁
ReplyDeleteMenurutku baik Caesar maupun normal sama saja, yang penting ibu dan anaknya selamat ya mbak, yang lahir Caesar juga bisa menyusui kok. :)
sepakat banget..
DeleteMau bagaimana caranya, yang penting mom and baby sehat semua ya ;)
ReplyDeletebetul bangeeeettt :)
DeleteHuwaaa kalau baca-baca tentang persalinan sesar, jadi ingat lagi kan pengalaman saya sesar.
ReplyDeletePenuh warna, yang pertama sampai gemetaran dan takut mati, saking shock disuruh sesar.
Eh pas lahiran kedua malah minta sesar sendiri, hahaha.
Dan karena nggak pernah lahiran normal, saya sih milih lahiran sesar adalah yang terbaik buat saya, terutama yang terencana, udah siap lahir batin, jadi insha Allah lancar dan cepat pulih :)
Tapi apapun itu, lahiran sesar kek, lewat vagina kek, itu semua normal.
Yang ga normal itu lahiran lewat mulut, hahaha
wkwkwk.. yakali lewat mulut.. muntah dong.. hahaha..
Deletembaaa, btw sesar kedua lebih sakit atau engga sih mba? kata rang orang yang kedua lebih sakit..
Kalo ibu2 julid itu tau alasanku Cesar dulu, mungkin mereka bakal sirik to the moon hahahahahah. Dari awal tau hamil, aku lgs bicara Ama dokter kandunganku, aku ga mau normal. Harus Cesar. Karena mama mertuaku, udah wanti2 sebelumnya, 'kalo melahirkan jangan pake teriak2. Latih pernapasan. Ga anggun kalo triak. ' dan memang terbukti mama mertuaku dulu kalem banget lahirannya, daaaaan Kaka iparku juga begitu.
ReplyDeleteAku tau batas sakitnya aku mba. Aku ga mungkin bisa kalem dan tenang tanpa triak. Ditambah lagi aku ga tau sesakit apa kalo lahiran normal. Ga ada bayangan. Kalo ternyata sakit bgt sampe aku hrs triak, ntr ibu mertua ngomel :D. Yg aku tau pasti, aku bisa nahan sakitnya bekas operasi, Krn pernah operasi lain waktu itu. Sesakit2nya after operasi, aku ga mungkin triak2. Makanya itu alasan utama kenapa aku harus pilih Cesar. Ga mau ntr ribut Ama mertua hanya Krn aku ga anggun pas lahiran normal 😅. Mnding Cesar ajalah. Mahal gpp.. hubungan ku Ama mertua LBH penting :p.
Dan terbukti, aku bisa nahan sakitnya selesai operasi. Toh dokter ttp ksh pereda sakit lewat infus selama msh opnam. JD palingan cuma nyut2 dikit.
Blm Nemu sih temen ATO sodara yg julid pas tau aku Cesar. Krn kalo sampe ada, bakal aku labrak balik orangnya :D. Buatku ga penting mau lahiran gimana caranya, yg penting anaknya bisa selamat aja :D.
awww.. love banget sama mbak fanny..
Deletesoal persalinan memang seharusnya bukan untuk diperdebatkan ya. yang penting ibu dan bayi sehat dan selamat..