Assalamualaikum,
Kali ini saya mau share pengalaman mengurus surat nikah ke KUA. Kamu yang masih jomblo jangan baper ya.. hehe..
Sebenernya saya mau share ini sudah dari lama, tapi belum menemukan waktu yang pas. Nah, berhubung akhir-akhir ini banyak temen-temen saya yang akan melangsungkan pernikahan dan banyak dari mereka yang menanyakan tentang tata cara mengurus surat nikah maka saya buat aja postingan ini supaya saya gak perlu repot-repot lagi menjelaskan. Kalau ada yang nanya, tinggal saya kasih link postingan ini aja. Gampang kan? Hehe.. (modus).
Mengurus surat nikah bisa dilakukan dengan dua cara yaitu tanpa calo dan dengan calo. Kalau kamu gak mau ribet, langsung saja kasih urusan surat menyurat ini ke calo, kamu tinggal duduk manis dan semua langsung beres. Tapi tentunya biaya yang dikeluarkan lebih mahal.
Sebagai capeng alias calon pengantin, tentunya kita ingin menghemat budget dong? Iya gak sih? Apa saya aja yang begitu? Hehe..
Dengan mengurus surat nikah tanpa calo, lumayan loh biaya yang bisa ditekan. Ya, bisa lah untuk mencetak foto-foto pre-wedding, mayan kan?
Maklum lah yaa kaum missqueen jadi budget harus ditekan sedemikian rupa.
Tetapi semua balik lagi ke masing-masing orang sih. Sebab, mengurus surat nikah ini biasanya hanya bisa dilakukan di hari kerja. Jadi buat kalian para capeng yang gak ada waktu untuk mengurus surat nikah, ya silahkan aja menggunakan jasa calo. Enak dan gak pake ribet.
Kalau saya, kemarin mengurus surat nikah sendiri alias tanpa calo, tetapi dibantu juga sama pihak kelurahan karena kebetulan orang kelurahannya tetangga sendiri. Saya mulai mengurus surat menyurat ini dari H-1 bulan sebelum acara nikahan.
Bagaimana cara mengurus surat nikah? Berikut saya rangkum cara-cara nya dari awal ya. Yuk, disimak!
1. Urus Surat Numpang Nikah (Capeng Laki-Laki)
Berhubung saya dan suami berbeda domisili, Saya di ciledug, Tangerang sementara suami di Rajeg, Kabupaten Tangerang dan kami akan menikah di ciledug, maka suami harus mengurus surat numpang nikah terlebih dahulu ke RT dan RW setempat, kemudian ke kelurahan. Persyaratan yang harus dibawa hanya KK dan KTP aja.
Alur nya juga sangat gampil. Tinggal datangi saja rumah pak RT/Sekretaris RT untuk dibuatkan surat. Setelah itu, ke rumah Pak RW untuk meminta tanda tangan. Lalu surat tersebut diserahkan ke kelurahan. Gampang kan?
Hasil berkas yang diurus yaitu N1, N2 dan N4 dari kelurahan.
N1: Surat Keterangan Nikah
N2: Surat Keterangan Asal Usul
N4: Surat Keterangan Tentang Orang Tua
2. Urus Surat Pengantar RT dan RW (Capeng Perempuan)
Setelah mendapat berkas N1, N2 dan N4 dari suami (eh, dulu masih calon suami ya), Lalu saya mengurus surat pengantar nikah ke RT dan RW. Kebetulan RT nya adalah bapak saya sendiri, jadilah saya yang membuat surat nya sendiri, lalu tinggal minta bapak untuk menandatangani.
Selanjutnya saya ke rumah pak RW untuk minta tandatangan dan cap. Dan biayanya free alias gratis. Tapi karena saya gak enakan, jadi saya kasih aja Rp 20.000 buat isi kas pak RW.
3. Urus Berkas N1, N2, dan N4 Ke Kelurahan (Capeng Perempuan)
Setelah itu, saya mengurus berkas ke kelurahan untuk mendapatkan N1, N2 dan N4. Persyaratan yang harus dibawa yaitu :
1. Pengantar RT-RW
2. Fotokopi KK
3. Fotokopi KTP
4. Fotokopi Akta Kelahiran
5. N1, N2, N4 suami (cuma dipinjam, nanti dikembalikan lagi)
6. KTP suami
7. KK suami
8. Materai
Materai digunakan untuk tanda tangan surat pernyataan bahwa kita belum pernah menikah. Prosesnya juga cepat banget dan lagi-lagi biayanya free alias gretong. Tapi tetep sih saya kasih uang tip 20 ribu buat bapak yang bertugas.
4. Pemberkasan Ke KUA
Setelah berkas-berkas dari kelurahan lengkap, selanjutnya adalah menyerahkan berkas ke KUA. Sebelum menyerahkan berkas ke KUA, saya cari info terlebih dahulu tentang apa aja berkas yang perlu dilengkapi selain berkas-berkas dari kelurahan.
Saya mendapatkan info persyaratan berkas ini dari tetangga yang bekerja di kelurahan. Jadi, daripada bolak-balik ke KUA, lebih baik cari tau terlebih dahulu berkas-berkas apa saja yang dibutuhkan. Jika tidak ada tetangga yang bekerja disana, bisa dengan menelpon KUA nya langsung. Sebab, setiap KUA bisa beda-beda persyaratannya, jadi daripada googling mending telepon langsung aja pihak KUA nya.
Untuk di domisili saya, berkas yang diperlukan yaitu :
1. N1, N2, N4 calon suami
2. N1, N2, N4 calon istri
3. Fotokopi KTP suami
4. Fotokopi KTP istri
5. Fotokopi KK suami
6. Fotokopi KK istri
7. Akta kelahiran istri
8. Ijazah terakhir istri
9. Pas foto suami istri 4x6 5 lembar (background biru)
10. Pas foto 2x3 5 lembar (background biru)
Setelah berkas-berkas saya siapkan dan lengkapi, selanjutnya saya menitipkan berkas-berkas ini ke tetangga yang kerja di KUA. Hehe, enak kan ya, jadi saya gak perlu cuti untuk datang ke KUA. Kebetulan tetangga saya ini memang mengurusi bagian berkas-berkas nikah ini.
Saya pun dimintai tanggal nikah dan jam nikah yang akan dilaksanakan agar bisa dijadwalkan dan tidak didahului orang lain. Saya pun memilih jam 8 pagi untuk melangsungkan akad nikah. Dan Alhamdulillah belum keduluan orang lain.
Jadi, buat teman-teman kalau bisa jangan mepet-mepet daftar nikahnya. Bisa gaswat kalau kita udah cetak undangan mau akad jam 8 pagi, eh ternyata pas daftar udah keduluan orang lain dan kita kebagian di jam 9 atau 10. Kasian kan tamu yang datang kalau acaranya jadi molor.
5. Bayar Nikah
Jadi, nikah itu gak gratis ya para capeng-capeng ku tertjintaaa. Nikah gratis itu hanya jika kamu nikahnya di KUA dan saat jam kerja yaitu senin-jumat, jam 08.00-16.00 WIB. Jadi kalau mau nikah gratis, menikahlah di waktu tersebut.
Kalau kamu nikahnya di gedung dan hari weekend, tentulah harus membayar. Dan saat saya menikah tahun 2017 lalu, biayanya sebesar Rp 900.000 dan pembayarannya dilakukan di bank yang ditunjuk. Seinget saya sih waktu itu di bank BRI. Setiap KUA beda-beda ya gess..
Nah, nanti pas akad, penghulunya saya amplopin lagi dan saya kasih parcel buah-buahan. Beliau gak minta sih, tapi seperti sudah tradisi gitu di daerah rumah saya, Pak penghulu selalu dikasih amplop (lagi) dan parcel. Waktu itu saya amplopin 500 ribu. Eh, bapak saya sih yang ngasih. Kalau menurut saya kegedean deh segitu..
6. Seminar Pra-Nikah
Sekitar H-5 sebelum acara pernikahan, saya dan suami diminta untuk datang ke KUA, katanya sih acara seminar pra-nikah. Kami diminta untuk membawa Al-Qur’an untuk disumbangkan di KUA.
Selain seminar pra-nikah, kita juga melakukan verivikasi data nikah. Tujuannya untuk menghindari kesalahan di buku nikah nanti. Baik itu kesalahan penulisan nama dan lainnya. Karena dibuku nikah tidak boleh ada revisi atau coretan.
Setelah verivikasi data, lanjut ke acara seminar pra-nikah. Di acara ini dijelaskan berbagai macam hal terkait pernikahan, kehidupan rumah tangga dan juga menyangkut hubungan suami istri terutama kudu hafal niat nya. Mehehe.. Jadi jangan langsung ena-ena aja yaa, hafalin dulu niatnya.. wekekek..
Selain itu juga dikasih arahan terkait ijab kabul dan juga diberikan contoh bagaiamana ijab kabul yang benar.
Gitu lah pokoknya, seru sih kalau menurut saya..
Jadi, kapan nih kalian nikah? Yuk, halalkan pacarmu.. hehehe
Salam,