Satu minggu Pasca Psikotes di PT. Novell Pharmaceutical, gue dapet panggilan lagi untuk psikotes di Carrefour lebak bulus. Iya, untuk kedua kalinya gue ikut tes di Carrefour. Masih sama kayak sebelumnya, gue ngelamar untuk posisi Management Trainee.
Baca Juga : Catatan Hati Seorang Freshgraduate, Cintaku Bertepuk Sebelah Tangan
Baca Juga : Catatan Hati Seorang Freshgraduate, Cintaku Bertepuk Sebelah Tangan
Gue sengaja apply lagi disana karena penasaran banget untuk ngikutin tahap tes nya sampai akhir. Iya, ini semua efek di tes sebelumnya gue langsung gugur di tahap pertama.
Motivasi gue untuk ikut tes lagi disana bukan karena gue kepengen banget kerja disana, tapi karena gue pengen mengobati rasa penasaran akibat kegagalan sebelumnya. Gue gak terima aja gugur dengan mudahnya ditahap awal. Padahal soalnya standar.
Ibarat orang yang udah ditolak cinta nya satu kali, tapi dia gak nyerah, dia terus berjuang sampai cinta nya bisa diterima. Iya, sama kayak gue.
Hari itu, gue pun mengerjakan soal-soal nya secepat kilat. Soal-soalnya masih sama seperti sebelumnya sehingga gue udah tau ritme pengerjaannya yang pas gimana.
Alhasil, gue pun berhasil menaklukan semua soal-soal tes itu. Mulai dari tes sinonim, seri angka, soal matematika, krepelin, warteg, gambar orang, gambar pohon, tes ritme gambar dan tes kepribadian berhasil gue lewati satu persatu. Yeayy.. mission completed guys.. *nyengir lebar*
Beberapa menit setelah tes, ibu-ibu HRD dateng dan presentasi sedikit, memberikan penjelesan terkait posisi MT ini. Mulai dari masa kontrak, masa OJT, penempatan, pengangkatan, divisi-divisi, persyaratan-persyaratan dan lain sebagainya.
Ya, ternyata disana ada persyaratan tahan ijazah 2 tahun dan kalo keluar sebelum kontrak abis ada penalty 20 juta.
Setelah itu istirahat makan siang dan dilanjut untuk tahap berikutnya, yaitu interview HRD. Ya, gue gak nyangka bakalan interview hari itu juga. Ada sekitar 15 orang yang tersisa dari 30 orang yang ikut psikotes.
Sambil menunggu interview, kita ber-15 pun ngobrol-ngobrol lucu gitu. Terjadi keakraban singkat yang terjalin diantara kita. Mereka asik juga ternyata.
Hingga akhirnya giliran gue untuk interview pun tiba. Yak, gue dapet giliran terakhir sekitar jam setengah enam sore. Sore banget. Gue udah lelah dan gak mood. Interview pun berlangsung gitu aja, gak berkesan.
Ketika gue masuk dan ibu HRD mempersilahkan untuk duduk, tanpa basa-basi, tanpa menyuruh gue memperkenalkan diri seakan dia udah kenal gue, dia langsung nanya, “Tia ya? Dari Kimia UNJ? Jurusan Kimia pendidikan atau bukan?” , Rumahnya di Larangan? Oh, deket itu dari sini. Dan pertanyaan-pertanyaan berikutnya yang gue inget adalah Kamu lebih senang kerja mobile atau di belakang meja? Lalu si ibu langsung nembak gue saya liat kamu gak cocok kerja di bagian MT, Kalo saya pindahkan ke bagian Administrasi bagaimana? Microsoft excel yang kamu kuasai apa saja? Udah. Gitu aja. Singkat. Tanpa kesan.
Oiya, gue pun nanya-nanya juga ke ibu nya, kalo gue dipindah ke posisi lain proses nya bagaimana? Apakah mengulang tahapan dari awal atau engga? Dan ternyata gak perlu, langsung melanjutkan dari tahapan yang sedang gue jalani ini aja.
Interview diakhiri dengan ucapan, “tunggu kabarnya 4 minggu lagi ya??”
Oh, oke.. ini penolakan secara tersirat namanya. *ngikik dalam hati*
Ya, lagi-lagi, jodoh gue bukan disini, tapi emang gue gak berharap disini juga sih. Satu hal yang terpenting, rasa penasaran gue sudah terobati. *nyengir lebar*
Karena memang sejak awal tidak ada rasa diantara kita. Daripada harus memaksakan dan malah membuat sakit kedua belah pihak. Lebih baik kita saling menjauh saja, Menjemput jodoh kita masing-masing..
#ngelantur
SEKARANG UDAH KERJA BELOM?
ReplyDeleteUDIIINNN.. Alhamdulillah :)
Delete