Lagi-lagi, kaki ini berdiri tegak dihamparan bebatuan tanah garut, papandayan..
Rasanya seperti candu..
Ya.. keindahan alam selalu meninggalkan candu bagi penikmatnya..
Lagi-lagi blog ini isinya tentang sebuah perjalanan, cerita pendakian, liburan dan kegiatan menyenangkan lainnya, seakan hidup gue bahagia banget yaa.. jalan-jalan terus. Padahal mah.. Da aku mah apa atuh..? setiap hari kerjaannya di lab, penelitian, berangkat pagi pulang sore, demi satu kata.. WISUDA..
Pendakian kali ini dilakukan bareng temen-temen “Kelompok Peneliti Muda UNJ” angkatan 2010. Eh, ngga cuma temen-temen KPM doang sih, ada juga satu temen iis, satu temen umar dan satu temen gue yang ikut. Jadi total, 14 orang yang ikut pendakian.
full team : nono, kharisama, apri, eko, gue, arul, deny, erwin, wiji
neo, syifa, iis, umar, fa'i
Papandayan jadi pilihan kita karena selain gunung nya yang bersahabat, cuma 2622 mdpl (gaya banget, Cuma!), papandayan cocok banget untuk pendaki pemula. Selain itu, pemandangan disana juga luar biasa banget. Bikin ketagihan..
Jam 21.00 WIB, kami melakukan meeting point di Kp. Rambutan. Setelah semua ngumpul, kita berangkat menuju garut, naik travel yang udah kita pesen sebelumnya. Sampai di Garut sekitar pukul 04.30 WIB.
*kota garut pagi itu*
Sabtu, 20 September 2014
Pendakian di mulai sekitar pukul 07.20 WIB.
trek awal berupa jalanan bebatuan yang sedikit menanjak, gak berapa lama berjalan, kami disuguhkan dengan kepulan asap dari kawah belerang yang masih aktif. jangan lupa untuk pake masker kalo lewat trek ini, karena aroma belerang nya cukup menggoda. khawatir kalo gak pake masker, kalian terpikat dengan aroma nya, kemudian jatuh cinta, kemudian tak ingin berpisah.. oke.. salah fokus..
*trek bebatuan*
*melewati kawah belerang*
*kawah belerang*
-09.30 WIB-
setelah berjalan ratusan langkah, kami pun sampai di pos 2, pos gober hood. di pos ini para pendaki wajib lapor dengan menunjukkan simaksi.
*pos 2*
-10.00 WIB-
kami sampai di pondok saladah, tempat tenda-tenda kami didirikan..
*makan siang*
setelah mendirikan tenda dan beristirahat, kami pun melanjutkan perjalanan menuju tegal alun. tempat yang sangat ditunggu-tunggu. karena juni lalu, ketika kesana, gak sempat mengunjungi tegal alun.
trek menuju tegal alun melewati jalanan berlumpur. iya. berlumpur. tapi lumpurnya lagi kering, jadi mudah dilalui, selanjutnya melewati hutan mati hingga menuju ke tanjakan mamang. tanjakan yang cukup terjal.
*trek lumpur*
*hutan mati*
*tanjakan mamang*
14.00 WIB -Tegal Alun-
dan akhirnya.. setelah perjalanan yang cukup berliku.. sampai juga disini..
*tegal alun*
we're feel free
*anak gaul ciledug*
rona kebahagiaan yang terpancar
di tegal alun ini, kami merasa dunia milik kita berdua. milik kita (tim 14) dan kamu.. iya.. kamu.. padang edelweiss..
Malam Hari, Pondok Saladah
Malam itu, langit sangat cerah. ya. ini pertama kalinya naik gunung tanpa hujan. bintang-bintang tertawa lepas di langit sana. menambah keromantisan malam itu.
malam itu, kami membuat api unggun di camp, sekedar untuk menghangatkan badan dari angin-angin yang mulai merasuki kulit. lagi, lagi.. ini pertama kalinya membuat api unggun di gunung.
*api unggun*
Minggu, 21 September 2014
-Kecupan hangat dari sunrise hutan mati-
Minggu pagi setelah solat subuh, kami menikmati sunrise dari hutan mati.
*pura-pura wisuda*
sebuah harapan dari ketinggian 2622 mdpl
hutan mati. bahkan bencana yang kau ciptakan pun menghasilkan sebuah keindahan..
sekian,
-salam tim 14-
Thanks to : KPM 2010, Deny, Kharisma, Fa'i dan wiji..
next, kita ke gunung prau yaaa.. *kedip-kedip*
Yoi asiik. Itu sempet ngeliat edelweiss ngga? Papandayan kan andalannya itu. :))
ReplyDeleteyoi.. tempat ngegaulnya anak gunung ituu..
DeleteAsyik nih naek Papandayan.
ReplyDeleteyuhuuu..
Delete