*Analogi Cinta Berdua*
*versi tandatangan* thanks bang Okaaa.. :*
Dan… Setelah dibaca, rasanya pengen nge-review satu novel ini. Pengen ngasih komentar disetiap kata-kata atau pendapat daraprayoga tentang cewek yang gue rasa.. “gue gak gitu ah” Tapi intinya sih Analogi cinta berdua mampu mengubek-ngubek isi hati gue.. AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA.. *teriak dari atas monas*
"Orang yang jatuh cinta itu keinginannya sederhana
: berdua di dalam cinta”
Itu sepenggal kalimat yang ada di halaman belakang Analogi Cinta Berdua. Ya. Memang sesederhana itu. Berdua dalam cinta. Terasa indah. ~tsahh.
Di bab 1 dan 2, Oka menceritakan tentang fase-fase manis nya cinta.
“Sebaik-baiknya move on itu adalah jatuh cinta lagi”
Disini, Oka menemukan sosok wanita yang pas di hatinya. Oka dipertemukan oleh tarisha setelah luka akibat regina di hati nya mengering.
“berdua untuk bahagia atau berakhir terluka”
Pada akhirnya Oka memilih “berdua untuk bahagia” karena telah mendapatkan cinta nya. Tarisha.
Dan Oka pun menyadari, bahwa ternyata..
“Pacaran itu kayak nyari rumah, bukan masalah mewah dan mahalnya, tapi cukup yang sederhana asal bisa bersama-sama”
Di bab 3, The power of terserah-Yaudah !
Di bab ini, mulai ada berantem-berantem kecil antara oka dan tarisha.
“Terserah”. Mungkin kata-kata itu yang sering dibenci pria. Tapi bukankah pria juga suka mengucapkan kata-kata itu?? Ah, Entahlah..
Yang pasti ketika terserah dibales dengan yaudah. Rasanya itu sangat mengesalkan. Fuhh.. #seketikacurhat. Tapi akhirnya oka pun paham, bahwa ..
“kata maaf aja ngga cukup, harus ada tindakan lebih dan kesabaran dalam menanti hasilnya”
Di bab 4, 5 dan 6 masih tentang berantem-berantem kecil.
Mengerti untuk dimengerti..
Disini mulai terlihat sifat tarisha yang posesif, ambekan, cemburuan dan mau nya selalu diturutin. Ya, semestinya tarisha bisa berlapang dada sedikit. Memberikan kesempatan Oka untuk sekedar main bareng teman-temannya.
Sebetulnya, Ketika kedua-duanya ingin dimengerti. jalan satu-satunya adalah ada yang mau mengalah.
Disini, pada akhirnya tarisha mulai bisa menerima.. tapi sayang, Oka malah keasikan. Asik sendiri sama temen-temennya. Sama games nya. Sama hobi nya.
Cewek mana yang gak sebel coba??? #curhat #lagi
Semua yang berlebihan itu gak baik. Berlebihan nge-games bareng temen-temen dan ngelupain pacar itu sungguh sangat gak baik.
“Ada dua cara mengatasi kekurangan seseorang.
Cara yang baik menerima. Cara yang buruk: menutupinya dengan kelebihan orang lain”
Parahnya., oka malah memilih cara yang buruk.
Ah, apakah setiap laki-laki seperti itu? Entahlah.. semoga kamu engga ya? iyaa.. kamuuu... *ngomong sama pulpen*
Bab 7. tentang cewek baru. Cewek yang mampu menutupi kekurangan tarisha dan tentang perpisahan.
Perpisahan dengan cara yang menyedihkan. Eh? Emang ada ya perpisahan yang gak menyedihkan? Hehe..
Di bab ini terlihat sifat Oka yang sangat menginginkan kebebasan. Kebebasan tanpa batas. Hingga pada akhirnya, perpisahan pun datang.
“yang dipertahankan saja bisa hilang, apalagi yang engga”
Disini, jelas terlihat si Oka yang sangat teramat sama sekali ngga mempertahankan hubungannya. Bahkan keadaan pacarnya pun gak tau.
Ya.. itu akibat keasikan sendiri sama hobinya.
Padahal, mungkin yang diinginkan wanita itu sederhana.. sesederhana menikmati hobi pria nya berdua. Bisa saja begitu, bukan??
Bab 8. Just do it. Move on.
Putus itu menyenangkan.
Bagi oka, putus itu menyenangkan karena putus = kebebasan. “ Putus berarti ada kesempatan baru buat ngerasain pedekate lagi. Ngerasain deg-degan jatuh cinta lagi sama gebetan baru. Dan kita semua tau bahwa yang namanya fase pedekate itu selalu indah.”
Dari sini gue berkesimpulan.. ternyata cowok begitu ya..? mudah berpaling. Mudah lupa. Asudahlah..
Putus itu menyedihkan.
Bagi oka, putus itu juga menyedihkan karena merindukan kehadiran. Merindukan perhatian.
“sendiri berarti kebebasan.. sampai datang waktunya kesepian”
Bab 9. Menceritakan tentang fase-fase “gimana kalo kita balikan aja?”
Setelah merasa kesepian sekaligus gak dapet cinta nya Tira. Ujung-ujungnya malah ngajak balikan tarisha. dasar cowok!
Tapi apadaya, nasi sudah menjadi eek. #eh?
“Semua yang indah sia-sia kalo cuma “Pernah”
Dan ending buku ini adalahhhh.. “ANALOGI CINTA BERDUA“
Pada akhirnya oka memahami..
Bahwa berdua bukan Cuma perihal “kamu mau jadi pacar aku? Lalu dijawab “mau” tapi berdua itu soal mengalahkan gengsi demi yang dikasihi. Berdua adalah mengalah tanpa merasa kalah. Berdua adalah menerima kekurangan. berdua adalah mau jalan beriringan.
Semoga kita bisa berdua, dengan dia yang tepat adanya.
OKAAAAAAAAAAAAAAA <3
ReplyDeleteknp jah?? hatinya keubek-ubek yak?? haha
DeleteOka siapa sih? Yg nmanyh oka blng hadir dong plis!!!
ReplyDelete